Senin, 25 Januari 2010

Milad LDK Al-Faruq

Selasa, 19 Januari 2010

Apakah Al-Aqsha Akan Hancur, Apa Tanggung Jawab Kita ?



Sejak Al-Quds dijajah tahun 1967 dan bangsa Zionis berupaya dengan segala kemampuanya untuk mencelup kota Al-Quds dengan celupan Yahudi dan menghabisi semua bukti-bukti kebudayaan Islam di kota tersebut. Semua ini mereka lakukan tidak dengan jalan sembunyi-sembunyi, namun justru secara terang-terangan. Mereka menginginkan pembangunan Haikal Sulaiman yang diklaim berada di atas Masjid Al-Aqsha.

Pertanyaannya sekarang, apakah Allah akan memberikan kesempatan bagi Zionis untuk menghancurkan Al-Aqsha ??

Sebagian orang mungkin berkata, tidak mungkin Al-Aqsha dapat dihancurkan Israel, sebab Al-Aqsha merupakan kiblat pertama ummat Islam. Dengan kedudukan yang tinggi dalam agama, tidak mungkin Zionis dapat menghancurkannya. Sebagaimana Abrahah dahulu tidak dapat menghancurkan Ka’bah. Nabi Muhammad SAW pun pernah berbicara tentang fitnah yang akan terjadi di akhir zaman dan tidak disebutkan tentang kehancuran Al-Aqsha.

Inilah yang sering kita dengar dari sebagian besar kaum muslimin. Dalam setiap kesempatan mereka mengatakan, bagi Al-Aqsha ada pemeliharanya yaitu Allah SWT.

Betul, memang tidak ada khabar atau hadits yang menyatakan kehancuran Al-Aqsha. Tetapi tidak berarti itu tidak akan terjadi. Tidak berarti semua yang tidak ada nashnya tidak akan terjadi. Banyak sekali peristiwa yang terjadi, tetapi tidak ada nash yang menjelaskanya, walaupun hanya sekedar hadits dhaif.

Ka’bah dahulu pernah dihancurkan pada masa Hajaj bin Yusuf Al-Tsaqafi. Ia menggempurnya dengan ketepel raksasa untuk menghancurkan Ali Abdullah bin Zubair radiallahu anhuma. Juga kaum Qaramithah yang mencuri Hajar Aswad pada tahun 293 H. Selama 22 tahun, Hajar Aswad berada dalam kekuasaan Qaramithah.

Bukan itu saja, disebutkan dalam Shahih Bukhari, Rasulallah SAW mengatakan, “Ka’bah akan disabotase oleh kelompok Dzul Suwaiqatan dari Habsyah, ia akan dirampas perhiasanya serta dicabuti pakaianya. Akan tetapi aku hanya melihatnya membiarkanya ia terlepas dipukuli dengan sekop dan cangkulnya”.

Dari sini jelaslah, Ka’bah atau Baitullah al-Haram akan dihancurkan. Dan yang menghancurkanya adalah seseorang dari keturunan Habsyah (Ethiopia). Jika Baitullah saja akan hancur bagaimana dengan Masjid Al-Aqhs yang kedudukanya di bawah Masjid Al-Haram ?.

DR. Abdul Aziz Kamil mengatakan, “Tidak ada nash yang dapat dijadikan pegangan yang menunjukan bahwa penghancuran Masjid Al-Aqsha sesuatu yang tidak mungkin. Dan hal tersebut bukan salah satu syarat dari peristiwa fitnah akhir zaman. Lebih dari itu, banyak peristiwa yang terjadi tanpa disebutkan dalam ayat maupun hadits. Sebagianya telah dikabarkan dan sebagianya terhapus dari ingatan.

Tinggal satu pertanyaan, kenapa Baitullah al-Haram dilindungi oleh Allah ketika pasukan Abrahah mau menghancurkanya. Tetapi Allah tidak melindunginya ketika dihancurkan oleh Hajaj bin Yusuf atau ketika dicuri batunya oleh golongan Qaramitah atau tidak akan dilindungi ketika nanti dihancurkan oleh orang Habasyah ?

Jawabanya mungkin, ketika raja Abrahah datang hendak menghancurkan Ka’bah, di sana tidak ada orang yang dibebani secara syar’i untuk melindunginya. Bangsa Arab dulu mengagungkan Ka’bah karena bangunan tersebut dibangun oleh kakeknya Ibrahim dan Ismail alaihima salam. Akan tetapi setelah datangnya Islam, ada yang dibebani secara agama untuk melindungi dan mempertahankan Baitullah al-Haram, untuk menumpahkan segala kemampuanya dalam melindunginya, yaitu ummat Islam. Disanalah akan terlihat siapa yang bersusah payah dalam melindunginya dan siapa yang melalaikanya.

Kesimpulanya, jika pun ummat Islam tidak membelanya, tidak mengherankan. Maka suatu hari kita akan bangun dari tidur, sementara bangsa monyet dan babi (Yahudi) sudah menghancurkan Masjid Al-Aqsa. Inilah yang dituliskan As-Syahid Abdul Aziz al-Rantisi dalam sebuah makalahnya yang ia tulis paska gugurnya As-Syahid Syaikh Ahmad Yasin. Ia mengatakan, "Saya perkirakan Allah akan memberi kesempatan bagi Zionis untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha, sebagaimana mereka dibiarkan membunuh as-Syahid Ahmad Yasin".

Sebenarnya, masalah Al-Aqsha sama dengan Masjid al-Haram dari sisi kemungkinan penghancuranya. Mungkin Yahudi dapat menghancurkan al-Aqsha. Kenapa tidak ?. Mereka telah membakarnya pada tahun 1969. Sementara Al-Aqsha sekarang berdiri di atas sejumlah terowongan dan galian. Saat ini al-Aqsha tidak punya fondasi untuk menguatkan bangunanya ke dalam tanah.

Adapun berhujjah dengan hadits Nabi SAW yang mengatakan,”Saya peringatkan kalian dengan fitnah Dajjal. Tidak ada satu nabipun, kecuali telah memberikan peringatan kepada ummatnya (tentang Dajjal) ia adalah keturunan Nabi Adam yang mata kirinya picak (tidak melihat), pohon-pohon tidak tumbuh. Ia menguasai satu jiwa kemudian membunuhnya lalu menghidupkanya kembali. iapun tidak menguasai yang lainya. Bersamanya ada surga, neraka, sungai, air, gunung dan roti. Sesungguhnya surganya adalah neraka. Dan nerakanya adalah surga. Ia akan hidup bersama kalian selama 40 malam. Ia dapat berpindah dan mengunjungi semua tempat kecuali empat masjid. Masjid Al-Haram, Masjid Madinah, Masjid Tursina dan Masjid Al-Aqsha. Potongan tubuhnya seperti kalian dan sesungguhnya Allah tidak picak”. Inilah hadits yang dijadikan alasan dan ini tidak benar. Sebab mungkin saja Al-Aqsha dihancurkan lalu dibangun kembali. Atau yang dimaksud dengan masjid di sini adalah tempat dimana dibangunya Masjid Al-Aqsha. Rasulullah pun pernah shalat mengimami para Nabi di masjid Al-Aqsha. Padahal di sana belum ada Masjid Al-Aqsha. Masjid Al-Aqsha baru dibangun pada pemerintahan Amirul Muminin, Umar Ibnu al-Khottob radiallahu anhu.

Walau bagaimanapun tingginya kedudukan Al-Aqsha, namun tentu tidak melebihi kedudukannya dari Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram tidak lebih tinggi kedudukanya dari kehormatan darah seorang muslim. Rasulullah pernah bersabda dalam khutbah haji wada’, “Ketahuilah semulia-mulianya hari adalah hari ini, semulia-mulianya bulan adalah bulan ini, semulia-mulianya negeri adalah negeri ini. Ketahuilah, sesungguhnya darah kalian, harta kalian terhormat, sebagaimana terhormatnya hari ini, bulan ini dan negeri ini”. Dan dalam riwayat yang lain dari Abdullah bin Umar ia berkata, "Aku melihat Rasulallah SAW thawaf mengelilingi Ka’bah dan berkata, sebaik-baik wewangian adalah wangimu, seagung-agung kehormatan adalah kehormatanmu. Demi jiwa Muhhammad yang ada dalam genggamanNya, kehormatan seorang mu’min, lebih agung daripada kehormatanmu di sisi Allah. Lebih terhromat darimu, darahnya dan hartanya dan berbaik sangkalah kepadanya”.

Jika kehormatan darah seorang muslim lebih tinggi daripada kehormatan Baitullah al-Haram, maka tak ragu lagi, darah seorang muslim lebih terhormat di sisi Allah ketimbang Masjid Al-Aqsha, walau bagaimanapun tingginya kedudukan Masjid Al-Aqsha di sisi ummat Islam.

Kaum muslimin saat ini, dimanapun mereka berada dalam kungkungan kesombongan dunia dan kepongahan internasional. Bangsa Palestina berkubang dalam penjajahan Zionis yang sadis. Mereka dibunuh tiap hari, tanpa prikemanusiaan. Tidak dibedakan antara anak kecil, orang tua, laki-laki ataupun perempuan. Mereka diperlakukan sama. Kesalahanya cuma satu, karena mereka adalah seorang muslim.

Lihatlah pasukan arogan Amerika, telah menghancur leburkan Irak. Padahal dulunya sebagai pusat kebudayaan dan kekhalifahan Islam. Bahkan kita melihat, bagaimana tentara Amerika melakukan sesuatu di atas semua bentuk kejahatan terhadap saudara kita. Diantara mereka ada yang dibunuh dan dipenjara dan direnggut kehormatanya oleh bangsa Amerika.

Bukankah ini lebih besar di sisi Allah ketimbang Masjid Al-Aqsha ??

Apakah belum cukup untuk membangkitkan ummat Islam ?? (asy)

Omayyah Joha, Kisah Cinta Isteri dari Dua Syahid Gaza

Mengucapkan selamat tinggal dengan lukisan yang mengalirkan air mata darah untuk suami pertama dan lilin yang menyinari gelapnya blokade untuk suami kedua.

Aminah Ziyaroh/majalah filistin muslimah

Berapa banyak perpisahan begitu sulit bagi seseorang. Apalagi jika berpisah dengan orang yang sangat dicintai. Dan lebih menyakitkan bila perpisahan itu terjadi dengan orang yang selama ini menyertainya dalam perjuangan. Akan tetapi apa yang terjadi pada Omayyah Joha lebih pahit dari itu. Ia kehilangan suaminya, As-Syahid Romi Saad dan setelah itu ia juga harus kehilangan suami keduanya, As-Syahid Wail Uqailan.

Namun perpisahan dengan dua orang yang sangat dicintainya tidak meruntuhkan ketegaran dari wanita agung Palestina ini yang menggambarkan keteguhan jiwa dan kesabaranya dalam menghadapi cobaan dari yang Maha Kuasa.

Teman Hidup dan Jihad

Pena serasa tak berdaya untuk menorehkan sosok wanita Palestina dengan segala kesabaran dan perjuanganya. Ia ditinggalkan dua orang terkasih dalam hidupnya.

Kunjungan penulis ke rumahnya tadinya untuk memberikan do’a ta’ziyah pada hari kedua gugurnya Wail Uqailan. Namun penulis dikagetkan dengan sosok yang begitu tegar bagaikan gunung Palestina. Ia menyambut semua yang datang ke rumahnya dengan senyuman yang ramah. Ia mulai bercerita tentang suaminya sekaligus temanya, Wail Uqailan, kepada semua yang hadir.

Ia mengatakan, "Wail adalah seorang laki-laki yang agung. Dalam arti, aku tak pernah mendapatinya mengeluh. Walau sakit yang dideritanya sangat hebat terutama pada lambungnya yang sudah dideritanya sejak beberapa bulan. Ia senantiasa menyembunyikannya dariku. Ia selalu menampakan kekuatanya di depanku. Ia lalui kehidupannya secara normal. Seseorangpan tidak merasakan ada kelainan. Dulunya ia sering berangkat berjihad dan tidak pernah absen. Joha berhenti sejenak ia berusaha menahan air matanya, namun ternyata tumpah juga.

Ia melanjutkan, "Aku belum pernah melihat Wail menangis. Ia seorang laki-laki yang langka di dalam masyarakat ini. Ia tangguh dan berwibawa, selalu disukai dimanapun ia berada." Joha teringat suatu ketika Wail menangis. Yaitu ketika pasukan Zionis membunuh saudara kandungnya, Wail Muhammad Abdul Qadir Uqailan. Ketika ia mengusung jenazahnya, saat itulah Wail menangis. Wail juga pernah menangis ketika ia berada di atas tempat tidurnya, ketika ia teringat teman-temanya yang meninggal syahid. Sering kali ia menginginkan untuk meninggal sebagai syuhada, tidak meninggal di tempat tidurnya.

Janji Bulan Mei

Sesaat Joha terhenti sejenak. Ia menyambut kedatangan sejumlah tamu, dan tampak ia begitu tegar seraya mengucap puji Syukur pada Allah SWT atas apa yang menimpa dirinya.

Ia berkata, “Seolah aku teringat pada janji bulan Mei. Ketika Romi Saad meninggal syahid pada bulan tersebut tahun 2003 yang lalu, di usia 28 tahun. Darinya aku dikarunia seorang putri bernama Nur yang baru berumur sembilan bulan. Adapun Wail ia meninggal syahid pada 3 Mei 2009 kemarin, di usia 32 tahun. Aku sangat berharap dikarunia anak dari Wail, namun ternyata Allah belum berkenan.

Wail dan Romi adalah dua shahabat bahkan dua saudara yang selalu bersama, makan bersama, tidur bersama, serta berjihad bersama-sama. Keduanya berjuang di barisan perlawanan Brigade Izzuddin Al-Qossam.

Sejumlah usaha berakhir dengan kegagalan

Kemudian ia memutar wajahnya seolah mencari orang yang menyertainya, lalu mengulas senyum di wajahnya. Ia melanjutkan ceritanya, Aku hidup bersama Wail selama empat tahun, hari itu adalah hari-hari terindah dalam hidupku. Kami saling menghormati satu sama lain. Ia sering membantuku dalam menemukan ide-ide bagi lukisanku, terutama lukisan untuk suami pertamaku, Romi Saad. Kuas lukisku seolah menggambarkan penderitaan rakyat. Dulu Romi menyarankan agar lukisan-lukisanku ini disertakan gambar kunci, untuk memberikan simbol hak kembali Palestina. Hal yang sama ditegaskan Wail. Aku merasakan antara Romi dan Wail tidak ada perbedaan. Keduanya selalu sama dalam hal ide dan pemilihan judul. Aku bersyukur kepada Allah ta'ala atas limpahan nikmat untuk selalu bersabar dan tetap tegar dalam menghadapi semua ujian yang menyebabkan hati siapapun hancur. Akan tetapi alhamdulillah aku dapat menanggung semua ini. Aku kembali pada kebiasaan semula menorehkan kuasku pada kanvas untuk melukiskan perjuangan, tantangan serta blokade.

Joha kemudian menceritakan peristiwa syahidnya Wail. “Sebulan sebelumnya, Wail menderita pecah lambungnya yang menyebabkan ia dirawat di rumah sakit Al-Syifa, untuk dilakukan operasi bedah secepatnya. Namun akibat blokade Zionis terhadap Gaza dan ketiadaan alat-alat pembedahan, ia dirujuk untuk berobat ke luar Gaza. Tetapi mimpi untuk dapat berobat ke luar negeri kandas di depan gerbang Rafah. Wail dilarang keluar Gaza dengan berbagai alasan. Memang ada sejumlah mediator dari sejumlah negara Arab yang bisa mengantarkan Wail untuk dapat berobat ke luar Gaza. Tetapi aku terlambat membuat visa masuk, hingga akhirnya suamiku meninggal sebelum aku menyelesaikan persyaratannya. Suamiku tergolek di rumah sakit selama sebulan berjuang melawan penyakitnya hingga Allah menjemput nyawanya.

Tentang sakitnya Wail

Sahabat-sahabat Wail maupun orang-orang terkasih Omayyah tidak mengetahui tentang sakitnya Wail, kecuali melalui tulisanku yang berjudul, “Ketika Para Lelaki Menangis”. Dalam Tulisan itu, aku bercerita tentang sakitnya suamiku yang terluka. “Peganglah tanganku kuat-kuat”, katanya sejenak. Dan mengalirlah air matanya melalui kedua pipinya. Ia melanjutkan, “Selama hidupku dengan Wail, aku tak pernah melihatnya menangis, kecuali dua kali. Pertama, saat adiknya Muhmmad Abdul Qodir meninggal syahid dan ketika ia menyebutkan nama-nama yang meninggal syahid di Gaza dalam perang Zionis kemarin. Ia pernah mengatakan, “Aku sangat rindu untuk berjuang di garda terdepan, sebagaimana dulu”. Akupun menjawab, "Tak ragu lagi, kau akan kembali, sayangku !. Engkau akan bertempur melawan musuhmu dengan senjatamu. Dan engkau akan bertemu dengan Allah setelah engkau berumur panjang dengan sebaik-baik amal, insya Allah. Aku tidak akan mau menikah kecuali dengan mujahid fi sablillah”, ungkapku. Dengan suara pelan ia bertanya, “Apa yang akan kau lukis besok ?”, aku akan melukis tentang berita kembalinya para juru runding dialog dan rekonsiliasi nasional dari Kairo. Ia diam, lalu memegang tanganku, dan aku menutupkan matanya, lalu ia tertidur.

Tangisan untuk Wail dan Romi

Di hari ketiga syahidnya Romi Saad, suami pertamanya, Joha telah menggambar lukisan yang ditunggu-tunggu semua orang. Ia melukis foto suaminya Romi yang berada di kedua kelopak matanya yang mengeluarkan air mata darah. Air mata itu jatuh dan membentuk gambar hati. Sementara pada hari ketujuh syahidnya Wail, ia menggambar dirinya sedang berjalan menenteng senjata kuas. Di tangan kanannya membawa lilin yang bertuliskan Wail yang menyinari gelapnya blokade dengan cahaya cinta. (asy)

Rabu, 13 Januari 2010

Suara Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa
tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam
menjalani segala sesuatunya.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya
dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya
dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus
mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda.

Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda.


**************************************************

Hari Ini.

Aku akan memulainya dengan ucapan syukur dan senyuman bukan
kritikan. Akan kuhargai setiap detik, menit dan jam, karena
tak sedetik pun dapat ditarik kembali.

Hari ini tidak akan kusia-siakan, seperti waktu lalu yang
terbuang percuma. Hari ini takkan kuisi dengan kecemasan
tentang apa yang akan terjadi esok.

Akan kupakai waktuku untuk membuat sesuatu yang kuidamkan
terjadi. Hari ini aku belajar lagi, untuk merubah diri sendiri.

Hari ini akan kuisi dengan karya.

Kutinggalkan angan-angan, yang selalu mengatakan:
"Aku akan melakukan sesuatu jika keadaan berubah."

Jikalau keadaan tetap sama saja, dengan kemurahan-Nya aku
tetap akan sukses dengan apa yang ada padaku.

Hari ini aku akan berhenti berkata: "Aku tidak punya waktu"
Karena aku tahu, aku tidak pernah mempunyai waktu untuk
apapun. Jika aku ingin memiliki waktu, aku harus meluangkannya.

Hari ini akan kulalui seolah hari akhirku. Akan kulakukan
yang terbaik dan tidak akan ditunda sampai esok.
Karena hari esok belum tentu ada.

Senin, 04 Januari 2010

Pentingnya Data

Setiap Perusahaan bahkan Dari hal yang kecil sangat membutuhkan Data dan Sangat penting untuk mencari dan Observasi Data. dengan begitu dengan menyimpan data kita tidak sulit untuk melakukan Pencarian, tulah sebabnya dibutuhkan suatu storage yang menyimpan data, agar nantinya data tidak berceceran / hilang kemana-mana.

PEMBAJAKAN

Pembajakan... ya... Namanya juga Pembajakan dri Dulu sampai sekarang Pembajakan akan tetap terkenal, karena kebutuhan Masyarakat bawah sangat membutuhkan harga yang Murah dibandingkan dengan Masyarakat yang Mampu.
Inilah Cermin Kehidupan Bangsa Indonesia Yang Hanya Bisa Meng-Copy + Paste.
memang cukup disayangkan Sekali Dengan Produk Yang Mahal kita bisa Mencari Produk Yang lebih Murah Walaupun Merek sama.

Ya.... Semoga Bila Saya memepunyai Produk Tidak Dibajak. hehe....

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Walaupun Di Indonesia Mempunyai Undang-undang Hukum yang sudah lama dibuat, tetap saja para Transaksi Elektronik tetap tidak terkendali, karena sistem media yang sekarang lebih bagus dari pada sistem yang sebelumnya.
dalam transaksi elektronik ini banyak sekali orang - orang yang tidak bertanggung jawab : Contoh dalam bertransakasi kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah dalam bertransaksi dalam Internet. kita bisa saja tertipu dengan memasukan No Rekening kita tanpa sadar kita sudah ditipu,.
Dengan Begiti Undang - undang Informasi harus benar - benar di perketat agar jaringan -jaringan itu tidak lagi beredar luas.

Outsourcing pengolaan Data

Menurut saya perkembangan outsourcing para pekerja Tekhnik Informatika di dunia akan semakin marak digunakan. karena perusahaan sudah pasti akan menggunakan jasa tersebut dengan biaya yang harus dikeluarkan dapat ditekan seperti pembelian sejumlah komputer, penggunaan dan perawatannya akan mudah terjangkau. dengan begitu para pekerja di Dunia IT akan mudah mendapatkan Lapangan pekerjaan. dengan begitu outsourcing tersebut dapat meningkatkan daya saing di antara para pekerja TI yang akhirnya berdampak pula pada meningkatnya kualitas yang dimiliki para pekerja TI.
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template